Tuesday, December 13, 2011

TRAGEDI WINKA DAN SIHKA

 kawin
         kawin
                  kawin
                          kawin
                                        kawin
                                  ka
                              win
                           ka
                      win
                  ka
              win
          ka
    win
ka
    winka
            winka
                    winka
                            sihka
                                    sihka
                                            sihka
                                                    sih
                                                ka
                                            sih
                                        ka
                                    sih
                                ka
                            sih
                        ka
                    sih
                ka
                    sih
                        sih
                            sih
                                sih
                                    sih
                                        sih
                                            ka
                                                Ku

(Karya: Sutardji Calzoum Bachri)

DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai



Maju
Serbu
Serang
Terjang

(Karya: Chairil Anwar)

Friday, December 2, 2011

AKU


Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi


(Karya: Chairil Anwar)

SAHABAT



Aku hanyalah seorang manusia
Yang tak berguna...
Tubuh dan jiwa...
Yang selalu dicela

Sebuah raga yang tak berguna
Hanya bisa terjatuh dan terinjak
Tak berarti...
Dan tak berharga

Di dalam kesendirian...
Aku memandang dunia
Seberkas cahaya harapan
Yang membuka hati dan jiwa

Membawa seluruh bintang-bintang
Dan awan-awan yang berterbangan...
Membawa seluruh tubuh dan jiwa
Ke atas dunia...

Cahaya seorang sahabat
Yang tak kenal lelah
Menemani siangdan malam
Menerangi semua kegelapan

Tangan lembut yang menggenggam tanganku...
Membantuku berdiri...
Di atas penderitaan ini...

Tangan yang takkan melepasku...
Walau aku terjatuh...

Cahaya yang menemani jalanku...
Di setiap malamku...

Engkaulah sahabat...
Jalan hidupku...

(Karya: Davit Syahputra Napitupulu)

WAHAI KAU SAHABAT


Selimut awan yang menutupi malam
Seiring deraian ombak yang menerjang karang
Bersama jiwa dan harapanku
Yang hampir menghilang

Mengapa angin terus menemani malam
Menunggu matahari yang tak kunjung datang
Mengapa pikiranku terbang
Dan terus melayang...
Tanpa dirimu...
Wahai sahabat...

Mengapa hatiku terus terikat...
Dengan dirimu...
Wahai sahabat...

Hati dan jiwaku yang terbang
Dan tak bisa tenang
Tanpa mengenang
Wahai kau sahabat

Bawalah sebuah bintang
Agar kita bisa terbang
Kembangkanlah sayap-sayapmu
Agar kita dapat mengarungi samudera

Jawablah aku...
Jawablah aku wahai sahabat...
Mengapa tangisan malam
Terus menemaniku...
Tanpamu, wahai sahabat...

Jawablah aku...
Jawablah aku...
Dimanakah dirimu...
Wahai sahabat...

(Karya: Davit Syahputra Napitupulu)

Monday, November 28, 2011

BEBANKU


Kesepianku dan kesendirianku
Membuat anganku melambung jauh
Dimana awan membentang di atasku
Dan hujan membasahi tubuhku

Semua hal yang membebaniku
Bagaikan ombak laut yang menerjangku
Atau seribu batu di pundakku
Yang selalu memaksa tubuhku

Hatiku ingin menggapai mimpi-mimpiku
Namun beban ini tak membiarkanku
Untuk membawa seribu bintang
Pelengkap malamku

Hari-hari yang telah ku lewati
Meninggalkan banyak jejak...
Yang tak dapat ku hapus...
Dengan tanganku...

Bagaikan hari-hari yang lalu...
Dimana tubuhku dapat berdiri tegak
Dan tangan yang dapat membuka dunia

Namun setiap detik yang kulewati
Hanya meninggalkan perih
Yang tak dapat terobati

Hingga kini...
Aku masih disini...
Meratapi kisah ini...

(Karya: Davit Syahputra Napitupulu)

INDONESIAKU


Wahai Indonesiaku...
Beribu-ribu jalan telah kau lalui
Pahit manis dunia telah kau rasakan
Serta semua jejak langkah
Yang telah kau jejakkan

Sekarang dimanakah dirimu
Dimanakah cahayamu dulu
Dimanakah kebesaranmu
Dimanakah keagunganmu

Yang kulihat kini hanya keterpurukanmu
Kesedihanmu yang tiada akhir
Air matamu yang terus berlinang
Serta semua kesakitan yang tak tertahankan

Mangapa kau biarkan
Air terus berlinang
Dengan semua tikus-tikus yang menggerogotimu
Dan cacian dunia terhadap dirimu

Mengapa kau biarkan kekayaanmu
Direngut oleh orang-orang yang tak menghargaimu
Dan kini...
Kau tidak memiliki apa-apa

Wahai Indonesiaku...
Sekarang saatnya kau terbangun dari mimpimu...
Terbangun dari tidurmu...
Terbangun dari tangisanmu...

Sekarang...
Tunjukkanlah pada dunia
Tunjukkanlah cahayamu
Tunjukkanlah dirimu

Tunjukkanlah...
Wahai Indonesiaku

(Karya: Davit Syahputra Napitupulu)

GARUDA INDONESIA

Wahai garuda Indonesiaku...
Dimanakah dirimu sekarang
Dimanakah cakarmu yang dapat membunuh seekor macan
Dimanakah kicauanmu
Yang dulu dapat menggentarkan 7 lautan
Dimanakah sayapmu itu
Yang dapat membawamu ke langit ke-7

Wahai garuda Indonesiaku...
Bangunlah dari tidur panjangmu...
Bangunlah, bangkitlah garuda Indonesiaku...
Tidak ingatkah engkau...
Dengan berjuta-juta peluru yang telah menembus beribu-ribu pejuang
Hanya untuk membangunkan engkau

Wahai garuda Indonesiaku...
Mengapa kau biarkan tikus-tikus kecil...
Menggerogoti dirimu
Mengapa kau biarkan semua binatang mengucilkan dirimu
Mengapa kau biarkan seluruh dunia menghina engkau

Wahai garuda Indonesiaku...
Sekarang bangunlah...
Berdirilah...
Kembangkanlah kedua sayapmu...
Dan terbanglah ke langit tertinggi

Wahai garuda Indonesiaku
Tunjukanlah pada dunia
Bahwa dirimu bukanlah sampah
Teriaklah, untuk mengingatkan dunia
Tunjukkanlah dirimu...
Buatlah seluruh dunia takut akanmu...

Wahai garuda...
Garuda Indonesiaku...

(Karya: Davit Syahputra Napitupulu)